Sebagai Sekolah Berbudaya Melayu, DKR dan SMAN 7 Pekanbaru Jalin Kerjasama

Seriau,- SMAN 7 Pekanbaru mendapat kunjungan dari Dewan Kesenian Riau (DKR). Kunjungan yang dipimpin langsung oleh Ketua DKR Taufik Hidayat sekaligus melakukan kerja sama dengan SMAN 7 Pekanbaru dalam hal perkuat seni dan budaya melayu.
Penandatanganan MoU, langsung dilakukan Kepala SMAN 7 Pekanbaru Dr.Hj. Nurhafni.MPd, dengan Ketua DKR Taufik Hidayat, Rabu (17/2) di SMAN 7 Pekanbaru.
Kepala SMAN 7 Pekanbaru Dr.Hj Nurhafni mengatakan kerjasama dibidang pendidikan seni dan kebudayaan Riau ini, sebagai bentuk upaya perkuat dan mengembangkan seni budaya melayu di sekolah. Apalagi SMAN 7 Pekanbaru sebagai sekolah berbudaya melayu dan sekolah berkarakter. SMAN 7 Pekanbaru sudah banyak menghasilkan karya karya seni diantara cerpen, pantun, teater dan banyak lagi.
" Hasil karya ini membuktikan sekolah kita sudah banyak berbuat dalam menghasilkan karya seni dan budaya. Itu sebabnya, kita terus memperkuat seni dan budaya di sekolah salah satunya bekerja sama dengan DKR," kata Nurhafni, melalui WA, Kamis (18/2).
Tujuan kerjasama ini, kata Nurhafni,
salah satu upaya sekolah mendukung program Dinas Pendidikan Provinsi Riau menjunjung tinggi budaya melayu Riau. Kerjasama dengan DKR dharapkan bisa menghasilkan ide ide, masukan cemerlang untuk memajukan kesenian Riau." Kami di sekolah dan DKR ingin bersama sama terus memajukan seni budaya dan melestarikan budaya melayu Riau," terang Nurhafni.
Selain penandatanganan MoU, Ketua DKR Taufik Hidayat yang akrab disapa Atan Lasak mengunjungi Perpustakaan Pelita Hati SMAN 7 Pekanbaru yang bernuansa budaya melayu Riau." Kita sebagai sekolah berbudaya melayu, selalu memasukan ornamen malayu di sekolah salah satunya Perpustakaan Pelita Hati SMAN 7 Pekanbaru," kata Nurhafni.
SMAN 7 Gandeng Rumah Sunting Jalankan Program Literasi
Pekanbaru, berazamcom - Senin 22 Februari, Kepala Sekolah SMAN 7 Pekanbaru, Dr.Hj.Nurhafni,M.Pd, mengundang pimpinan dan pendiri Komunitas Seni Rumah Sunting, Kunni Masrohanti, untuk datang ke sekolahnya di Jalan Kapur, Kecamatan Senapelan. Undangan silaturrahmi itu akhirnya menjadi kerjasama di bidang literasi.
Ibu Hafni, demikian Kepsek yang memiliki segudang prestasi itu dipanggil, mengawali pertemuan dengan Kunni yang juga Ketua Penyair Perempuan Indonesia (PPI) tersebut dengan perbincangan santai. Mulai dari bagaimana menulis kreatif, penerbitan buku hingga menciptakan suasana pustaka sekolah yang menarik.
Perbincangan berlanjut dengan kegiatan literasi sekolah yang sedang digalakkan di seluruh Indonesia. Ibu Hafni kemudian mengajak Rumah Sunting melalui Kunni untuk menjalankan program literasi, berupa pendampingan menulis puisi hingga menjadi buku.
'Alhamdulillah perbincangan dengan adinda Kunni sampai kepada kerjasama literasi. Setelah dipelajari, Kunni setuju dan kami langsung tanda tangan berkas kerjasama,' jelas Bu Hafni.
Lebih lanjut Bu Hafni menjelaskan, kerjasama ini berupa pendampingan menulis puisi untuk siswa, sampai bisa dan sampai menjadi buku.
'Nanti akan kami susun lebih detail lagi untuk teknisnya,' sambung Bu Hafni.
Sementara itu, Kunni mengarahkan agar literasi yang akan dijalankan berupa literasi konservasi. Kunni juga menjelaskan kepada Bu Hafni kenapa harus literasi konservasi.
'Rumah Sunting memiliki program Literasi Konservasi yang sudah kami jalankan sejak tiga tahun belakangan. Literasi Konservasi itu literasi berbasis lingkungan. Jadi puisi-puisi lingkungan atau puisi hijau karena persoalan lingkungan dan konservasi menjadi tangungjawab bersama. Edukasi konservasi harus diperluas termasuk dengan jalan puisi,' kata Kunni.
Rumah Sunting-SMAN 7 Kerjasama Literasi Konservasi
Hal ini dikatakan Kunni Masrohanti Pimpinan dan Pendiri Rumah Sunting saat diundang ke SMAN 7 Jalan Kapur, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru Dr Hj Nurhafni MPd, Selasa (22/02/2021).
Kunni datang sendiri, karena awalnya memang hanya diundang untuk silaturrahmi dan berbincang ringan seputar literasi. Tapi pertemuan tersebut kemudian berubah menjadi kerjasama.
Kunni mengarahkan agar literasi yang akan dijalankan berupa literasi konservasi. Kunni juga menjelaskan kepada Bu Hafni kenapa harus literasi konservasi.
'Rumah Sunting memiliki program Literasi Konservasi yang sudah kami jalankan sejak tiga tahun belakangan. Literasi Konservasi itu literasi berbasis lingkungan. Jadi puisi-puisi lingkungan atau puisi hijau, karena persoalan lingkungan dan konservasi menjadi tangungjawab bersama. Edukasi konservasi harus diperluas termasuk dengan jalan puisi,' kata Kunni.
Sementara itu, Kepsek Nurhafni yang memiliki segudang prestasi dan akrab disapa Bu Hafni tersebut menjelaskan tentang kegiatan literasi sekolah yang sedang digalakkan di seluruh Indonesia. Karena itulah Bu Hafni kemudian mengajak Rumah Sunting melalui Kunni untuk menjalankan program literasi, berupa pendampingan menulis puisi hingga menjadi buku.
'Alhamdulillah perbincangan dengan adinda Kunni sampai kepada kerjasama literasi. Setelah dipelajari, Kunni setuju dan mengarahkan kepada Literasi Konservasi. Ini sangat bagus, dan kami langsung tanda tangan berkas kerjasama,' jelas Bu Hafni.
Lebih lanjut Bu Hafni menjelaskan, kerjasama ini berupa pendampingan menulis puisi untuk siswa, sampai bisa dan sampai menjadi buku.
'Nanti akan kami susun lebih detail lagi untuk teknis kerja samanya,' sambung Bu Hafni.